malaysia#2 Haruskah aku menyerah...

Haruskah aku menyerah...

Terasa semua berbeda, tak terasa 2 minggu telah berlalu dengan ribuan makna yang terukir.
Minggu 15 feb 2016, badan ini mulai melemah bagai sosok zombie yang kehilangan kesadaran. Berjalan tak tau arah, dingin menusuk hingga masuk ke tulang. Kepala pun sekan mau pecah. Sakit !!! ya sakit, tidak ku sangka begitu cepat tubuh ini mengala akan situasi di malaysia.  Terbaring seorang diri merintih kesakitan. Andai hanya tubuh ini yang sakit mungkin masih mampu jiwa ini menahannya. Namun apalah daya ketika tubuh dan jiwa terserang sakit secara bersamaan.

Yah, sangat sakit. Jiwa terombang ambing dengan keputusan yang tak pasti. Awal kupikir ini semua akan berjalan dengan semestinya, mengalir seperti air layaknya kehidupanku sebelumnya yang bisa terlewatkan dengan penuh perjuangan dan hasil yang memuaskan.
Namun, untuk kondisi di malaysia tidak demikian. Terasa sulit bahkan benak ini berfikir untuk mundur. Mungkin itu terlalu bodoh untuk jiwa yang sudah biasa berjalan seorang diri dengan beribu cobaan yang menghadang. Tapi apalah daya jiwa yang seakan kuat ini telah terjerat dalam kebimbangan.
Mungkin tuhan lebih menyayanginya hingga menurunkan cobaan berat ini. Atau malah sebaliknya ! seakan tak terasa lagi jiwa ini dekat dengan-Nya. Tak semanja dulu yang selalu meminta apa pun, yang selalu memohon apa pun, dan selalu mengadu apa pun.
Kini hanya satu permohonan  namun terasa hal itu tak kunjung datang. Apakah sabar ini belum cukup?. Yah, sepertinya begitu jiwa ini harus lebih sabar lagi. Meski 2 tahun sudah tergantungkan.
Semoga ini bukan mimpi yang harus kulalui dengan rasa yakin kalau selangkah lagi. Yah selangkah lagi jiwa ini akan membawah tubuhnya menuju pintu kebahagian.
Cukuplah jiwa yang merintih meski tubuh ikut merasakan sakitnya. Lemparkan senyum indah meskipun hanya kepalsuan. Ini bukan permainan, ini real. Kenyataan yang harus terjalani meski kepastian itu tak kunjung menampakkan dirinya.
Apakah jiwa ini harus menyerah ... sedangkan hati tak pernah memudarkan keyakinannya sedikit pun akan janji-Nya. Hati percaya bahwa Pencipta-Nya menyaksikannya dalam langkahnya.  Hati percaya bila jiwa dan tubuh ini mampu menghadapinya. Meski jiwa terus bertanya... Haruskah aku menyerah.....

Bersambung...

Komentar

Postingan Populer